Tanaman Obat
SUSURU
(Eupharbia tirucalli L.)
Nama Lokal :
Susuru (Sunda); kayu urip, pacing tawa, tikel
balung (Jawa); kayu jaliso, kayu leso, kayu langtolangan, kayu tabar (Madura);
patah tulangg (Sumatera); kayu potong (Kangean).
Uraian :
Tanaman yang berasal dari Afrika tropis ini
menyukai tempat terbuka yang terkena cahaya matahari langsung. Di Indonesia
ditanam sebagai tanaman pagar, tanaman hias di pot atau tumbuh liar dan dapat
ditemukan dari dataran rendah sampai 600 meter dpl. Tanaman
ini merupakan perdu, tumbuh tegak, tinggi 2-6 meter, pangkal berkayu, banyak
bercabang, bergetah seperti susu yang beracun. Tangkainya setelah tumbuh
sekitar 1 jengkal akan segera bercabang dua yang letaknya melintang, demikian
seterusnya sehingga tampak seperti percabangan yang terpatah-patah. Patah tulang mempunyai ranting bulat silindris
berbentuk pensil, beralur halus membujur, warnanya hijau.
Daunnya jarang, terdapat pada ujung ranting yang masih muda, kecil-kecil,
bentuknya lanset, panjang 7-25 mm, cepat rontok. Bunga terdapat diujung batang,
berupa bunga majemuk yang tersusun seperti mangkok, warnanya kuning kehijauan.
Buahnya bila masak akan pecah dan melemparkan biji-bijinya. Selain digunakan
sebagai tanaman obat, diketahui juga cabang dan ranting yang telah dikeringkan
bila dibakar dapat mengusir nyamuk. Getahnya digunakan
untuk meracuni ikan sehingga mudah ditangkap, tetapi berbahaya bila mengenai
mata karena dapat menyebabkan buta. Di Jawa, tanaman ini jarang berbunga.
Perbanyakannya dapat dilakukan dengan stek batang.
Khasiat untuk kesehatan :
Akar dan ranting : sakit lambung, rematik/tulang sakit, sifilis, wasir, tukak rongga hidung, nyeri syaraf.
Batang kayu : penyakit kulit, kusta.
Catatan :
Getah berbahaya bagi mata, dapat menyebabkan
buta. Bila getah masuk ke dalam mata, cepat dibilas dengan air kelapa/santan.
Komposisi :
Kandungan kimia : getah mengandung senyawaan
euphorbone, taraksasterol, alfa-laktucerol, euphol.
Comments